4 hari yang lalu (10
Februari 2019) muncul di beranda saya kabar bahwa ibu negara tahun 2004-2013
sedang menjalani perawatan di rumah sakit di Singapura. Beliau didiagnosis
mengidap kanker darah. Leukimia. Pertama kali saya melihat berita tersebut di feed
YouTube saya, saya tidak
langsung membuka. Saya pikir, “Oh, oke.” Jujur saja, siapa sih yang peduli ketika
kita sendiri dalam masalah? Apalagi, ibu Ani bukan siapa-siapa kita. Beliau adalah
ibu negara, iya, apakah kita pernah bertemu beliau? Tidak. Kita mungkin lebih familier
dengan Paula dan Gigi, istri dari Baim Wong dan Raffi Ahmad yang tengah populer
youtube channelnya.
Siapa sih ibu Ani
ini bagi anak-anak millenial? Apakah perlu kita bersimpati atas apa yang
dideritanya? Saya lebih sering tidak peduli dengan isu begini dahulu kala,
bahkan juga sampai sekarang sepertinya (seperti yang terlihat dari reaksi awal
saya). Lalu apa yang membawa saya untuk membawa hal ini di sini? Itu karena
saya sedang bersimpati. Bukan karena diri saya sendiri, tapi karena teman kos
saya membicarakannya. Mereka bersimpati dengan ibu Ani Yudhoyono.
Saya mungkin tidak benar-benar mengkhawatirkan beliau, tetapi masalah kanker yang hangat di sekitar saya ini memicu saya untuk bertanya-tanya. Apa kabar orang-orang yang terkena kanker dan tidak mempunyai cukup biaya untuk pergi ke Singapura berobat? Tidakkah kita peduli dengan mereka? Bukankah mereka ada? Kenapa tidak kita cari mereka dan kita bantu mereka? Tentu saja bersimpati untuk ibu Ani bukanlah sesuatu yang salah. tapi alangkah baiknya jika kita lebih membuka mata dengan kejadian serupa yang terjadi pada rakyat kecil ‘pumpung’ topik ini masih hangat? *)
No comments:
Post a Comment